Seperti yang telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya, setelah dijatuhi hukuman mati, Yesus menderita sengsara dalam perjalanan menuju Golgota tempat Dia wafat disalib. Dia dianiaya dan membiarkan diri ditindas seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian. Segenap pemberontakan kita telah meremukkan-Nya dan kejahatan kita dipikul-Nya.
Ia bukanlah Tuhan yang hanya ada di angan-angan, tetapi sebaliknya Allah yang mau turut berbagi dan merasakan kelemahan-kelemahan kita. Di sinilah cinta-Nya kepada kita dibuktikan secara nyata. Kristus bersedia mengorbankan nyawa-Nya untuk menjadi pepulih atas segenap dosa manusia dan memulihkan hubungan kita dengan Bapa. Apakah teladan Kristus sudah menggerakkan kita untuk berbagi perhatian dan kasih sayang kepada sesama? Atau kita masih mengeraskan hati kita?
Salib suci nan mulia, kayu paling utama
Tiada yang menandingi daun bunga buahnya
Kayu paku bahagia memangku pangkal hidup
Pohon bungkukkan dahanmu, lemaskanlah uratmu
Lembutkan juga kerasmu yang jadi bawaanmu
Sediakan batang empuk bagi tubuh rajamu
Engkaulah kayu yang pantas mentahtakan Penebus
Menyajikan tempat labuh bagi bumi yang karam
Berhiaskan darah suci Anak Domba sejati
Terpuji terhormatilah Allah Mahakuasa
Bapa bersama Putera, Roh Kudus penghibur
Yang jaya bertahta mulia selalu selamanya