Profil Komunitas Pandega-Yogyakarta

Komunitas: Ursulin Pandega-Yogyakarta
Tanggal Berdiri: 14 September 1988
Suster Perintis: Sr. Johana Mugirah
Karya Kerasulan: studi, asrama

LATAR BELAKANG SEJARAH

Komunitas Yogyakarta merupakan komunitas studi. Kerasulan utama dari komunitas ini adalah studi. Awal mula berdirinya rumah studi di Yogyakarta adalah adanya suster yang diutus untuk studi Teologi di Kentungan.

Bulan Juni 1986, Sr. Renee Lie (almarhumah) diutus untuk studi Teologi di Kentungan. Pada waktu itu, Ursulin belum mempunyai rumah sehingga Sr. Renee indekost di biara YMY, dengan alamat Jl. Trimargo Wetan no. 1 Yogyakarta. Bulan Juni 1987, Sr. Luciana mendapat perutusan untuk studi Teologi di Kentungan dan tinggal bersama Sr. Renee. Kedua suster ini termasuk anggota komunitas Klaten.

Tanggal 1 Agustus 1988. Sr. Johana Mugirah, pimpinan komunitas Solo ditugaskan oleh Provinsi untuk menandatangani (atas nama Provinsi) pembelian rumah di Pandega Padma yang dibeli dari tangan pertama seharga Rp 68 juta dari seorang pensiunan pegawai PJKA Yogyakarta. Komunitas Solo membantu mengurus sertifikat di PPAT Sleman. Para suster juga dibantu oleh Br. Hardjo, SJ.

Pada waktu rumah itu dibeli, keadaannya adalah sebagai berikut:

  • Rumah induk berlantai keramik dengan kamar tamu besar di tengah tanpa sekat.
  • Ada empat kamar tidur
  • Ada satu dapur
  • Ada dua kamar mandi dan WC yang jadi satu dengan kamar mandi.
  • Teras di depan rumah, samping rumah depan, dan di samping dalam rumah
  • Di belakang rumah induk terdapat bangunan berbentuk U yang menyambung dengan rumah depan kea rah sumur di belakang kamar mandi. Bangunan ini terdiri dari 6 kamar tidur, satu garasai motor cukup untuk 4 motor dan 1 sepeda. Ada dua kamar mandi dan WC. Ada juga ruang setrika di dekat dapur, terrbuka.

Keadaaan rumah waktu itu memerlukan perbaikan yang cukup besar. Selain itu, belum ada perabot rumah. Oleh karena itu, Sr. Yohana Mugirah membantu para suster untuk membeli segala perabotan rumah. Komunitas Madiun menyumbang beberapa tempat tidur, dan perabotan yang lain dibeli di Yogyakarta.

Tanggal 14 September 1988, para suster mengadakan pemberkatan rumah dengan perayaan Ekaristi dan acara ramah tamah. Acara ini dihadiri oleh para suster dari Komunitas Klaten, Solo, Madiun, Bandung, Jakarta, Surabaya, dan Malang. Ada juga para frater dari Kentungan dan masyarakat sekitar yang menghadiri acara pemberkatan rumah ini.


Para suster yang menempati komunitas ini adalah Sr. Valentine, Sr. Luciana Yutimah, Sr. Renee Lie, dan Sr. Lidwina Mariani. Para suster ini menjadi anggota komunitas pertama yang menempati rumah ini. Beberapa waktu kemudian, Sr. Pia dan Sr. Annunciata diutus ke komunitas Yogyakarta. Sr. Annunciata menjadi delege di komunitas ini. Tahun 1989 ada penambahan anggota baru di komunitas ini, yaitu Sr. Bernadettte Ercih (ST. Kateketik), Sr. Renate Maramis (Studi Bahasa Inggris) dan Sr. Jeanne Hartono (Delege). Tahun 1990, Sr. Jeanne Hartono pindah dan diganti oleh Sr. Benigna Gitaningsih (Delege). Jumlah anggota komunitas menjadi bertambah ketika tahun 1992, ada beberapa suster yang diutus untuk studi di Yogyakarta. Para suster tersebut adalah Sr. Marie louise Nastiti (studi Matematika), Sr. Bernadetta Widarsi (studi di AKS Tarakanita), dan Sr. Hedwig Ue (studi sosiologi di UGM, tahun 2006 mengundurkan diri). Sekitar tahun 1994—1996, para suster yang studi dapat menyelesaikan studi dengan baik dan pindah untuk berkarya di beberapa komunitas karya.


Tahun 1994—2000 dan tahun 2009—2012 Sr. Jovita Partosoedarmo diutus ke komunitas Yogyakarta sebagai delege. Tahun 1996, Sr. Maria Hersin Jenuk diutus untuk studi di Teologi dan Sr. Yosefina Ule studi Keteketik di Universitas Sanata Dharma. Tahun 1997 menyusul dua suster yang diutus untuk studi yaitu Sr. Imaculata Harimargawati ( ST. Kateketik) dan Sr. Khatarina Namina Wotan (Studi BK). Tahun 1998, Sr. Madeleine Mail diutus untuk menjadi pemimpin asrama Pondok Angela di Pringwulung. Asrama pringwulung merupakan asrama mahasiswi yang studi di Sanata Dharma dan AKS Tarakanita. Tahun 2000, Sr, Madeleine Mail pindah ke Komunitas Pandega Padma, belaiau bertugas sebagai delege. Tahun 1998, Sr. Caritas Sri Lestari siutus untuk studi bimbingan Konseling di Universitas Sanata Dharma. Tahun 2001, ada dua suster yang diutus ke munitas Yogyakarta, yaitu Sr. Lucia Anggraini (kursus Audio Visual) dan Sr. Kristofora Bhoko (studi di ST. Kateketik). Tahun 2002, ada penambahan 2 anggota komunitas baru yaitu Sr. Maria Veronica Sudarmo (Studi BK) dan Sr. Angela Yayah Rodiah (Studi IPPAK, USD). Tahun 2003, Sr. Maria laetitia Yektiningsih diutus untuk studi di USD, program studi Pendidikan Akuntasi. Tahun 2004 ada dua suster yang diutus ke komunitas ini, yaitu Sr. Emmanuella Nangoi (delege) dan Sr. Agustina Dede Mite ( studi IPPAk, USD). Sr. Viktoria Dalima diutus untuk studi di Fakultas Teologi, USD tahun 2005.

Tahun 2006, ada tiga suster yang diutus ke komunitas ini, yaitu Sr. Mastini Suwitahartana (delege), Sr. Maria Goreti Lopa (studi Bk), dan Sr. Karolina Suryati Cendrakasih (studi Sastra Indonesia). Tahun 2008, Sr. Maria Gaudensiana Naba Kalohu diutus untuk studi USD, program studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah (PBSID). Tahun, 2012, ada tiga suster yang diutus ke komunitas Yogyakarta, yaitu Sr. Yosefina Itu (studi Kebijakan Publik di UGM), Sr. Marselina Ase Teme (studi IPPAK, USD), dan Sr. Renilda Wuga sebagai delege sekaligus pembimbing para suster yunior. Sr. Yosefina dan Sr. Marselina mendapat tugas perutusan di Asrama PA Pringwulung. Tahun 2010, Sr. Amanda Juli Prastiwi diutus untuk studi Teologi di USD. Meskipun tinggal di komunitas Yogyakarta, Sr. Amanda tetap menjadi anggota komunitas Theresia, Jakarta.

Dilihat dari perkembangan dari tahun ke tahun, jumlah suster yang studi di Yogyakarta khususnya studi di IPPAK semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh jumlah anggota Ursulin yang semakin berkurang. Selain itu, kebanyakan suster yang studi, tinggal di komunitas karya sehingga suster yang diutus ke Yogyakarta juga berkurang. Di komunitas Yogyakarta, tugas utama para suster adalah studi. Selain studi, untuk mengalami hidup karya, para suster yang studi secara bergantian tinggal di Asrama PA Pringwulung. Jangka waktu, biasanya setahun atau dua tahun para suster mengalami hidup di komunitas Pandega dan satu atau dua tahun mengalami hidup dengan anak asrama di Pringwulung. Selain itu, para suster juga ikut terlibat aktif dalam kegiatan lingkungan, misalnya latihan koor, pendalaman iman, PIA/PIR, bagi komuni di paroki.

Sekilas mengenai asrama PA Pringwulung. Asrama Pringwulung menjadi tempat pembelajaran yang baik bagi para suster yang studi di Yogyakarta. Para suster belajar bagaimana mendampingi dan bersosialisasi dengan orang muda khususnya para mahasiswi dari masa ke masa. Asrama ini dapat menampung kurang lebih 30 orang. Kebanyakan anak-anak asrama yang tinggal di PA mayoritas dari Kalimantan, Jawa, dan sedikit dari luar pulau Jawa. Kehadiran para suster dan juga anak-anak asrama membawa dampak yang positif bagi masyarakat dan juga lingkungan. Anak-anak terlibat dalam kegiatan masyaratak misalnya pertemuan RT tiap bulan, iuran. Sumbangan untuk paroki antara lain: menjadi lektris, anggota koor, pendamping misdinar. Tahun 2013 di asrama PA terjadi perubahan dalam hal jumlah. Jumlah anak asrama menjadi sangat berkurang karena ada anak yang lulus, pindah kost, dsb. Sekarang jumlah anak asrama tinggal 8 orang dengan dua suster.